Dear cat lovers... also for Vet colleague
Sudah pasti tahu kan pasir kucing yang biasa dijual di petshop seperti contoh yang terlihat pada gambar berikut :
Ah, sudah sejak beberapa minggu lalu saya pengen menulis artikel tentang bahaya pasir kucing ini, tapi belum sempat, dan akhirnya baru bisa share sekarang. mudah2an bermanfaat bagi cat lovers dan Kolega Dohe (berharap hanya saya saja yang minim info tentang bahaya pasir kucing ini). baru ngeh dan tahu tentang bahaya pasir kucing terutama untuk kitten.
Berawal dari pengalaman pribadi, melihara kucing dari usia baby sampai bisa merangkak, berjalan, trus loncat sana sini ampe salto di lantai dan gak kalah heboh terbang dari sofa ke dalam tong sampah juga dilakonin.
Ya, karena inilah kali pertama saya bener-bener memperhatikan perkembangan para kucing tanpa miss 1 hari pun. ya, missing 1 hari itu juga hanya karena terpaksa ditingga untuk urgent excuse. hitungannya juga bukan 1 hari, hanya beberapa jam.
Jadi, dalam 3 bulan terakhir ini, alhamdulillah Allah memberi kesempatan untuk memperhatikan perkembangan para kucing setiap harinya. juga pada perubahan fisik dan kesehatan.
Ya, 1 bulan yang lalu (usia kitten baru memasuki umur 3-5 bulan. yang 1 ekor umurnya 3 bulan, yang 1 lagi hampir 5 bulanan), nah 2 ekor kittens sakit secara bergantian.
oke 2 ekor kucing ini adalah Mercedes dan Mueeza. Sekalian promosiin mereka boleh ya, hehe.
Ok, si Mercedes demam beberapa hari, trus setelahnya Mueeza ikutan demam. dan untuk case demam ini alhamdulilah dalam 3 hari post treatment udah mulai baikan, udah mau makan lagi, maen2 lagi, loncat2an lagi. dll, tapi minggu depannya mereka berdua mencret bareng. diarenya ampe berdarah dan si Mercedes got wattery diarrhea. baunya? tentu aja menusuk hidung. dugaan demi dugaan menghantam muka. jangan-jangan FPV ni??? oh ya Allah, oh ya Allah, oh ya Allah...
sebagai Vet aka Dokter Hewan (yang belum buka praktek sendiri), perlengkapan obat2an aka stock obat yang saya miliki saat ini hanya beberapa saja, jauh dari komplit, maka rasa khawatir yang berlebihan itu tak pelak bikin jantung berdetak lebih dari dagdigdug.
Pie iki??? kalau kucing sendiri yang sakit, paniknya itu ternyata lebih luar biasa dari apa yang pernah diduga. wallahi, serius ini. suami aja ampe bilang gini (karena saking paniknya doi, yo-i, si Akang juga gak kalah panik, bahkan lebih khawatir dari saya sendiri). "yowis besok kita bawa ke klinik gimana pun juga Mercedes kudu diobatin ampe sembuh" #nahlo.
Setelah pertimbangan ini itu akhirnya diputuskan untuk memesan obat2an dari salah seorang kolega dohe (gak kalah heboh ampe prepare infusan segala karena saking worry-nya kita) dan alhamdulillah post treatment beberapa hari, untuk beberapa gejala udah dapat ditangani, tapi untuk diarenya masih belum ada perubahan sama sekali. bukan hanya Mercedes, Mueeza juga sepaket, diarenya gak ada perubahan sama sekali. yo-i, meskipun on medication selama 2 minggu.
Bingung, sekaligus wondering, why oh why? obat gak distop selama 2 minggu, tapi kenapa iki mencret kagak ada improvement sama sekali. nafsu makan mereka pie??? masih tetap membabi buta alhamdulillah, tapi mencretnya mereka? juga membabi-ngepet naudzbillah.
Pasir kucing aka cat litter selalu sedia di dalam tray box, bersih, karena selalu diganti dengan yang baru kelar mereka pee dan e'ek.
lagi, sebagai Vet, saya juga pernah dapet 2 cases tentang diare non-stop kek gini. though treatment udah dikasi untuk diare tapi hasilnya gak memuaskan, eek udah gak cair sih, tapi masih lembut kek lemper, kalau silap sehari aja kasih makanan biasa langsung cruttt lagi balek kek air ngalir. iyah, karena selama treatment biasanya saya ganti juga makanan mereka, khusus. gastrointestinal health diet. hasilnya? masih mengecewakan.
trus, dibalik rasa putus asa ini tiba-tiba gak sengaja baca 1 artikel yang bahas tentang bahaya pasir kucing. ow ow ow. isinya apaan ya? penasaran? saya buka trus baca kilat.
Dan teka-teki pun terpecahkan. jadi ternyata, salah satu bahan yang terkandung dalam pasir kucing teak, yaitu jenis SODIUM BENTONITE itulah penyebab diare berdarah dan mencret-mencret yang gak mau stop pada kitten. dan 2 case yang saya dapat dulunya juga berlaku pada kitten, usianya kurang lebih sama dengan Mercedes dan Mueeza, kurang lebih 3 bulanan. uhmmm...
sebagai pembuktian apakah artikel ini bener apa kagak. maka saya pun mulai membuang pasir kucing dan menggantinya dengan kertas koran, tisu disuir-suir dikit trus disebar di litter box supaya kalau si kucing pipis gak belepotan ampe ke muka.
abrakadabra. less than 1 week, no more wattery diarrhea, e'eknya udah berubah soft, konsistensinya udah mulai padat, meskipun belum perfect 100%. ini udah ajaib menurut saya. terlalu bahagia melihat perubahan yang cepat ini, magic man. saya yang kuarang gaul atau emang kurang dalem nimba ilmunya???
Dan ternyata, dari pengalaman 2 cases dulu, yang saya perhatikan, selama treatment di klinik, si kucing kan ceritanya rawat inap selama 2 minggu gitu, jadi selama 2 minggu itu gak ada pake pasir kucing sama sekali di klinik, treatment on, dan hasilnya memang ada perubahan, eek nya yang cair berubah lembut, dan last day udah mulai padat sehingga akhirnya saya mengizikan si kucing balek rumah. tapi sayang beberapa minggu kemudian si kucing (salah satu kitten) balek lagi check up untuk case yang sama, keluhan yang sama, lagi-lagi diarrhea. dan saya gak sempet jumpa dengan owner, dan gak sempet nanya "apakah ente make pasir kucing jenis sodium bentotite atau jenis apa?" karena si kucing cuma dianter ke klinik trus staff yang nerima kagak nanya apa-apa cuma maen terima aja dan si owner udah keburu balek rumah, nitip ya mbak buat rawatan ampe sembuh. gitu doang singkat cerita.
dan untuk case kittens saya, mercedes dan Mueeza, sejak pasir kucing saya stop, dan treatment diare memang juga saya stop karena ingin pembuktian apakah bener sodium bentotite ini yang mejadi penyebab diare berkepanjangan pada kitten, subhanallah, sampai deitk artikel ini saya tulis, mereka gak pernah diare lagi, e'eknya luar biasa cantik alhamdulillah. no more cat litter, mau jenis sodium bentotite, silica cristal, ataupun clump. 3 jenis pasir kucing ini sama aja bahayanya untuk kesehatan kitten (especially). kenapa saya tekankan untuk kitten? karena so far, sejauh pantauan saya, si Odi, kucing kami yang usia 1 tahun lebih gak mengalami case mencret2 berdarah ini meskipun doi juga e'ek di pasir kucing berbahan sodiun bentotite. mungkin pencernaan mereka (usus halus) doi udah cukup kuat kali ya dalam menerima tamu asing dalam bentuk sodium bentotite sekalipun? wallahu'alam. tapi seingat saya, si Odi juga e'ek atau pee di pasir kucing cuma beberapa kali doang, doi lebih seneng buang air di luar rumah. berarti, memang bener, back to nature itu jauh lebih sehat.
dan ngomong2 tentang sodium bentotite di dalam pasir kucing. gimana cara ngebedain dengan pasir jenis clump dan silica crystal??? easy je, yang jenis sodium bentotite ini akan menggumpal kalau tersiram air, nah jenis pasir kucing inilah yang umum dijual di petshop2 dan umum dipakai oleh cat lovers.
oke, untuk lebih lengkapnya boleh buka page ini, untuk cat lovers and especially my dear collegua, kalau ada case diarrhea non-stop pada kitten jangan hanya terfokus pada FPV atau HGE atau coccidia. karena ternyata, hal sepele seperti pasir kucing jenis SB ini juga diam-diam menjadi senjata pembunuh bagi kitten.
waspadalah, waspadalah, diare berdarah terjadi bukan hanya karena infeksi bakteri, virus, dan parasit, tapi juga karena pasir kucing.. holalaaa....
noted:
sEKARANG mercedes dan Mueeza gak pake pasir kucing lagi, cuma dikasih koran ama tisu di dalam tray, sisanya, mereka bakal dicebokin kelar e'ek dan pee. especially lepas pipis pasti dicuci kakinya dari sisa2 urin.
sumber:
http://kapush.net/cat-litter/sodium-bentonite-cat-litter-dangers/
No comments:
Post a Comment