Film islami adalah film yang mengangkat
history para pahlawan islam, kisah nyata tentang perjuangan para mujahid dalam
menegakkan Islam.... bukan cerita fiksi yang membawa-bawa nama Islam yang
ditulis dalam bentuk buku oleh tangan manusia kemudian diangkat ke dalam layar
kaca. Salah persepsi tentang film islami telah
mencuci pikiran umat muslim. Wallahu'alam... naudzubillah.
Kisah cinta bertema islam gak pantas
disebut sebagai film islami karena dalam islam gak ada yang namanya cinta
sebelum menikah. Mengumpulkan perempuan dan laki-laki yang
non-mahrom di dalam sebuah acting untuk pembuatan sebuah film yang disebut film
islami, yang sangat nyata bertaburkan cerita cinta patah hati dan
kawan-kawannya, bagaimanakah Islam memandangnya??!! Apakah masih
pantas disebut Film Islami jika prosesnya saja sudah mencampuradukkan perempuan
dan laki-laki untuk sebuah lakonan demi memenuhi pundi-pundi rupiah?
Mereka berkata, yang penting kan niatnya.
Apakah harus dengan cara itu untuk
membangkitkan semangat umat islam, datang ke bioskop untuk menonton "drama
cinta islami" yang mereka kata??? Bukankah Islam memperingatkan kita untuk
menundukkan pandangan dan menjaga pandangan dan menjauhkan diri dari zina, tapi
kenyataannya, manusia sangat lengah dengan zina mata.
Bercampur-baur antara laki-laki dan wanita
di gedung bioskop untuk menyaksikan sebuah film islami" dalam rangka membangkitkan
semangat islam umat akhir zaman... Allahu Allah.... wallahu 'alam, naudzubillah
mindzalik...
Logika saya terlalu liar agaknya
membayangkan hal-hal yang dianggap oleh orang lain biasa, tapi bagi saya hal
tersebut justru sangat luar biasa pertanggungjawabannya kelak.
Itulah salah satu bentuk fitnah Dajjal yang
menggiring umat Islam agar jauh dari Rabb-Nya. akhirnya mereka menyepelekan
syariah sehingga hal yang "dilarang" menjadi tampak "biasa"
saja di mata manusia.
Saya pun tidak berani menyarankan pembaca
dengan berkata "Kalau mau nonton film2 islami, maka tontonlah film yang
mengangkat history tentang Kalifah Omar Ibn KHATAB, Salahuddin Al Ayyubi,
Riwayat Bukhari, dll..." terlalu berat tanggungjawab untuk menjadi
penyebab orang lain menonton serial movie yang tadi saya sebutkan, karena boleh
jadi di mata Islam, menyajikan cerita atau kisah tentang pejuang Islam lewat
layar kaca tidak dibenarkan.
Kenapa? Karena dengan mengangkat kisah pahlawan Islam ke layar kaca, maka kita akan diarahkan pada bentuk fisik sang tokoh, sementara pahlawan Islam (mujahidin) tersebut tidak pernah kita kenal dengan betul bagaimana bentuk rupa mereka yang sesungguhnya. dan image yang ditampilkan lewat (artis yang memerankan tokoh pahlawan Islam tersebut) akan tertanam di pikiran penonton secara tidak langsung dan mereka pun berpikir bahwa sosok Pahlawan Islam tersebut adalah seperti artis yang memerankannya, padahal tidak. wallahua'alam.
Dan mengingat dalam adegan syuting sebuah
film, tentunya akan terjadi percampurbauran antara lelaki dengan perempuan
tanpa hijab/tabir, dikenal dengan istilah ikhtilath. Nah apakah hal ini tidak
melanggar batas yang telah diajarkan Islam tentang menjaga diri dari ikhtilath
yang dapat mengiring muslim pada zina mata.
Asy-Syaikh Muhammad bin
Ibrahim Alusy Syaikh [1] rahimahullah menyatakan dalam Fatawa dan Rasa`il-nya
(10/35-44) bahawa ikhtilath antara laki-laki dengan perempuan ada tiga keadaan:
“Pertama: Ikhtilath para wanita dengan laki-laki dari kalangan
mahram mereka, maka ini jelas dibolehkan.
Kedua: Ikhtilath para wanita dengan laki-laki ajnabi (bukan
mahram) untuk tujuan yang rosak, maka hal ini jelas keharamannya.
Ketiga: Ikhtilath para wanita dengan laki-laki ajnabi (bukan
mahram) di tempat pengajaran ilmu, di warung, pejabat, hospital,
perayaan-perayaan dan semisalnya. Ikhtilath yang seperti ini terkadang disangka
tidak akan membawa kepada fitnah di antara lawan jenis, padahal hakikatnya
justeru sebaliknya. Sehingga bahaya ikhtilath semacam ini perlu diterangkan
dengan membawakan dalil-dalil pelarangannya.”
Allah Ta’ala memerintahkan lelaki yang beriman untuk menundukkan
pandangan dari melihat wanita yang bukan mahramnya, demikian pula sebaliknya
seperti termaktub dalam firman-Nya:
“Katakanlah
(ya Muhammad) kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian
pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu lebih
suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’
Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan
sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka…’.” (An-Nur:
30-31)
Jarir bin Abdillah radiyallahu anhu berkata: “Aku pernah bertanya
kepada Rasulullah salla Allah alaihi wa sallama tentang pandangan yang
tiba-tiba (tanpa sengaja), maka beliau memerintahkan aku untuk memalingkan
pandanganku.” (HR. Muslim no. 5609)
Al-Imam
An-Nawawi rahimahullah menerangkan, “Makna (نَظْرِ الْفُجَاءَةِ) adalah
pandangan seorang lelaki kepada wanita ajnabiyah tanpa sengaja. Maka tidak ada
dosa baginya pada awal pandangan tersebut, dan wajib baginya memalingkan
pandangannya pada saat itu. Jika segera dipalingkannya, maka tidak ada dosa baginya.
Namun bila ia terus memandangi si wanita, ia berdosa berdasarkan hadis ini.
Kerana Rasulullah salla Allah alaihi wa sallama memerintahkan Jarir untuk
memalingkan pandangannya. Juga bersamaan dengan adanya firman Allah Ta’ala:
“Katakanlah
(Ya Muhammad) kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian
pandangan mata…’.” (An-Nur: 30) [Al-Minhaj, 14/364].
Nah apa
jadinya jika ikhtilath ini terjadi di dalam lingkung adegan syuting sebuah film
antara wanita dengan lelaki? Wallahua’alam…. Entahlah,
personally saya lebih setuju dengan cara "menceritakan" kisah-kisah
pejuang Islam di zaman Rasulullah, kisah para sahabat dan para mujahidin Islam
kepada anak-anak kita akan lebih menambah kecintaan kita pada Islam, in shaa
Allah. Mempelajari sejarah islam lewat perjuangan para mujahiddin di zaman
lalu, diharapkan akan menanamkan kecintaan akan jihad di hati untuk diteruskan
kepada calon anak-anak kita kelak. Dan bukan sebaliknya menyerahkan diri dan
hati pada drama kolosal cinta yang dibumbui oleh kata-kata Islami, andai
saja ada yang bertanya pada saya tentang, "udah nonton film ayat-ayat
cinta belum??!!!"
Aw aw aw...sampai saat ini saya masih belum
tau ayat-ayat cinta itu ceritanya kek gimana. pas balik Indonesia tahun lalu
sempet sih liat dramanya yang dijadiin sinetron, itu juga beberapa potong
episode doang. abis itu saya balik masuk kamar, meringkuk di bawah selimut
dengan sejuta tanya menari2 di dalam benak.... "
- "apakah begini caranya????
- apakah bener Islam membenarkan perempuan
dan laki-laki yang non-mahrom beradu-akting demi sebuah "niat"
membangkitkan semangat islam lewat film2 Islami??????!!!!"
- apa sedangkal itu pemikiran umat islam
akhir zaman ini sehingga kehabisan akal untuk membangkitkan semangat islam,
sehingga melakukan segala cara agar Islam tampak menarik lewat balutan akting
di balik layar kaca???!!! dan gak peduli lagi dengan firman Allah tentang
menundukkan pandangan??!!!
Ya salaamm...
No comments:
Post a Comment