Wednesday, 24 June 2015

Film Islami Indonesia Apakah Betul-betul Islami???

Film islami adalah film yang mengangkat history para pahlawan islam, kisah nyata tentang perjuangan para mujahid dalam menegakkan Islam.... bukan cerita fiksi yang membawa-bawa nama Islam yang ditulis dalam bentuk buku oleh tangan manusia kemudian diangkat ke dalam layar kaca. Salah persepsi tentang film islami telah mencuci pikiran umat muslim. Wallahu'alam... naudzubillah.

Kisah cinta bertema islam gak pantas disebut sebagai film islami karena dalam islam gak ada yang namanya cinta sebelum menikah. Mengumpulkan perempuan dan laki-laki yang non-mahrom di dalam sebuah acting untuk pembuatan sebuah film yang disebut film islami, yang sangat nyata bertaburkan cerita cinta patah hati dan kawan-kawannya, bagaimanakah Islam memandangnya??!! Apakah masih pantas disebut Film Islami jika prosesnya saja sudah mencampuradukkan perempuan dan laki-laki untuk sebuah lakonan demi memenuhi pundi-pundi rupiah?

Mereka berkata, yang penting kan niatnya.

Apakah harus dengan cara itu untuk membangkitkan semangat umat islam, datang ke bioskop untuk menonton "drama cinta islami" yang mereka kata??? Bukankah Islam memperingatkan kita untuk menundukkan pandangan dan menjaga pandangan dan menjauhkan diri dari zina, tapi kenyataannya, manusia sangat lengah dengan zina mata.

Bercampur-baur antara laki-laki dan wanita di gedung bioskop untuk menyaksikan sebuah film islami" dalam rangka membangkitkan semangat islam umat akhir zaman... Allahu Allah.... wallahu 'alam, naudzubillah mindzalik...

Logika saya terlalu liar agaknya membayangkan hal-hal yang dianggap oleh orang lain biasa, tapi bagi saya hal tersebut justru sangat luar biasa pertanggungjawabannya kelak.
Itulah salah satu bentuk fitnah Dajjal yang menggiring umat Islam agar jauh dari Rabb-Nya. akhirnya mereka menyepelekan syariah sehingga hal yang "dilarang" menjadi tampak "biasa" saja di mata manusia.

Saya pun tidak berani menyarankan pembaca dengan berkata "Kalau mau nonton film2 islami, maka tontonlah film yang mengangkat history tentang Kalifah Omar Ibn KHATAB, Salahuddin Al Ayyubi, Riwayat Bukhari, dll..." terlalu berat tanggungjawab untuk menjadi penyebab orang lain menonton serial movie yang tadi saya sebutkan, karena boleh jadi di mata Islam, menyajikan cerita atau kisah tentang pejuang Islam lewat layar kaca tidak dibenarkan. 

Kenapa? Karena dengan mengangkat kisah pahlawan Islam ke layar kaca, maka kita akan diarahkan pada bentuk fisik sang tokoh, sementara pahlawan Islam (mujahidin) tersebut tidak pernah kita kenal dengan betul bagaimana bentuk rupa mereka yang sesungguhnya. dan image yang ditampilkan lewat (artis yang memerankan tokoh pahlawan Islam tersebut) akan tertanam di pikiran penonton secara tidak langsung dan mereka pun berpikir bahwa sosok Pahlawan Islam tersebut adalah seperti artis yang memerankannya, padahal tidak. wallahua'alam.

Dan mengingat dalam adegan syuting sebuah film, tentunya akan terjadi percampurbauran antara lelaki dengan perempuan tanpa hijab/tabir, dikenal dengan istilah ikhtilath. Nah apakah hal ini tidak melanggar batas yang telah diajarkan Islam tentang menjaga diri dari ikhtilath yang dapat mengiring muslim pada zina mata.

Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alusy Syaikh [1] rahimahullah menyatakan dalam Fatawa dan Rasa`il-nya (10/35-44) bahawa ikhtilath antara laki-laki dengan perempuan ada tiga keadaan:
“Pertama: Ikhtilath para wanita dengan laki-laki dari kalangan mahram mereka, maka ini jelas dibolehkan.
Kedua: Ikhtilath para wanita dengan laki-laki ajnabi (bukan mahram) untuk tujuan yang rosak, maka hal ini jelas keharamannya.
Ketiga: Ikhtilath para wanita dengan laki-laki ajnabi (bukan mahram) di tempat pengajaran ilmu, di warung, pejabat, hospital, perayaan-perayaan dan semisalnya. Ikhtilath yang seperti ini terkadang disangka tidak akan membawa kepada fitnah di antara lawan jenis, padahal hakikatnya justeru sebaliknya. Sehingga bahaya ikhtilath semacam ini perlu diterangkan dengan membawakan dalil-dalil pelarangannya.”

Allah Ta’ala memerintahkan lelaki yang beriman untuk menundukkan pandangan dari melihat wanita yang bukan mahramnya, demikian pula sebaliknya seperti termaktub dalam firman-Nya: 
“Katakanlah (ya Muhammad) kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka…’.” (An-Nur: 30-31)

Jarir bin Abdillah radiyallahu anhu berkata: “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah salla Allah alaihi wa sallama tentang pandangan yang tiba-tiba (tanpa sengaja), maka beliau memerintahkan aku untuk memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5609)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menerangkan, “Makna (نَظْرِ الْفُجَاءَةِ) adalah pandangan seorang lelaki kepada wanita ajnabiyah tanpa sengaja. Maka tidak ada dosa baginya pada awal pandangan tersebut, dan wajib baginya memalingkan pandangannya pada saat itu. Jika segera dipalingkannya, maka tidak ada dosa baginya. Namun bila ia terus memandangi si wanita, ia berdosa berdasarkan hadis ini. Kerana Rasulullah salla Allah alaihi wa sallama memerintahkan Jarir untuk memalingkan pandangannya. Juga bersamaan dengan adanya firman Allah Ta’ala:
“Katakanlah (Ya Muhammad) kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata…’.” (An-Nur: 30) [Al-Minhaj, 14/364].
Nah apa jadinya jika ikhtilath ini terjadi di dalam lingkung adegan syuting sebuah film antara wanita dengan lelaki? Wallahua’alam…. Entahlah, personally saya lebih setuju dengan cara "menceritakan" kisah-kisah pejuang Islam di zaman Rasulullah, kisah para sahabat dan para mujahidin Islam kepada anak-anak kita akan lebih menambah kecintaan kita pada Islam, in shaa Allah. Mempelajari sejarah islam lewat perjuangan para mujahiddin di zaman lalu, diharapkan akan menanamkan kecintaan akan jihad di hati untuk diteruskan kepada calon anak-anak kita kelak. Dan bukan sebaliknya menyerahkan diri dan hati pada drama kolosal cinta yang dibumbui oleh kata-kata Islami, andai saja ada yang bertanya pada saya tentang, "udah nonton film ayat-ayat cinta belum??!!!"

Aw aw aw...sampai saat ini saya masih belum tau ayat-ayat cinta itu ceritanya kek gimana. pas balik Indonesia tahun lalu sempet sih liat dramanya yang dijadiin sinetron, itu juga beberapa potong episode doang. abis itu saya balik masuk kamar, meringkuk di bawah selimut dengan sejuta tanya menari2 di dalam benak.... "
- "apakah begini caranya????
- apakah bener Islam membenarkan perempuan dan laki-laki yang non-mahrom beradu-akting demi sebuah "niat" membangkitkan semangat islam lewat film2 Islami??????!!!!"
- apa sedangkal itu pemikiran umat islam akhir zaman ini sehingga kehabisan akal untuk membangkitkan semangat islam, sehingga melakukan segala cara agar Islam tampak menarik lewat balutan akting di balik layar kaca???!!! dan gak peduli lagi dengan firman Allah tentang menundukkan pandangan??!!!

Ya salaamm...


No comments:

Post a Comment